Mungkin
karena saking ingkarnya manusia ini, sehingga dalam satu surat – yaitu
surat Ar-Rahman – Allah sampai mengulang pertanyaan lebih dari 30 kali
“Maka nikmat Rabbmu manakah yang engkau dustakan ?”. Bagaimana kita
mendustakan nikmat-nikmat tersebut ? Karena ignorance kita, segala
sesuatu yang ada di bumi untuk kita ini sering kita tidak anggap,
jangankan mensyukurinya – mengganggap keberadaannya-pun tidak. Maka saya
tergelitik untuk coba memahami pertanyaan Allah tersebut dengan
hal-hal yang disebutkan sebelum atau sesudah ayat yang terkait.
Pertanyaan
pertama Allah munculkan di ayat 13, setelah dari ayat 1 sampai 12 Allah
bercerita tentang penciptaan manusia, langit, bumi dan apa –apa yang
diisikan di bumi. Untuk isi bumi ini ada yang sifatnya umum seperti
buah-buahan dan biji-bijian, ada yang disebut khusus seperti kurma dan
raihaan. Setelah itu Allah di ayat sesudahnya (14) bercerita lagi
tentang penciptaan manusia.
Jadi
kiranya apa yang pertama kita dustakan selama ini? kemungkinannya ya
nikmat Allah secara umum yang ada di muka bumi untuk kita ini, dan
secara khusus ada pada kurma dan raihaan.
Yang
secara umum buah-buahan dan biji-bijian sudah banyak saya tulis di
situs ini selama beberapa tahun terakhir, juga yang secara khusus kurma
dalam kajian-kajian tentang kebun Al-Qur’an. Maka yang perlu saya tulis
lagi secara khusus disini adalah tentang raihaan.
Para
ahli botani muslim memang memiliki dua pendapat tentang raihaan ini,
yaitu yang secara umum adalah tanaman yang menghasilkan rasa yang manis
atau bau yang harum. Ada yang secara khusus menyebutnya adalah basil
manis atau dalam bahasa latinnya Ocimum basilicum.
Karena perbedaan pendapat tersebut, maka saya ambil tengahnya – yaitu bahwa Ocimum basilicum adalah masuk kategori raihaan – tetapi raihaan tidak harus Ocimum basilicum atau yang secara umum disebut basil manis tersebut, bisa juga aneka tanaman lain yang memberi rasa manis atau bau yang harum.
Ada turunan basil manis atau Ocimum basilicum ini dari perkawinannya dengan basil Amerika atau Ocimum americanum – yang oleh para ahli botani disebut Ocimum basilicum var anisatum Benth. Aromanya khas karena kandungan citralnya yang tinggi, maka dia juga disebut Ocimum citrodorum. Tanaman ini tumbuh dimana-mana di sekitar kita, dan kita secara umum mengenalnya sebagai kemangi !
Perhatikan
sekarang dari contoh kecil tentang penelusuran asal-usul kemangi ini
saja, bila dia adalah anak dari raihaan – maka dia juga raihaan.
Sedangkan raihaan ini adalah nikmat secara khusus yang diberikan oleh
Allah di muka bumi, sama dengan nikmatnya yang diberikan oleh Allah ke
penduduk surga terbaik dari golongan al-muqorrobiin (QS 56 :88-89).
Apa
yang dirasakan penduduk surga tersebut ? ketenangan, kedamaian,
kebahagiaan dan segala macam yang indah-indah. Bagaimana kalau sebagian
kecil dari kenikmatan surga tersebut juga diturunkan di muka bumi yang
antara lain berupa kemangi ini ? Maka kemangi juga akan bisa
menghadirkan rasa tenang, tentram, bahagia dlsb.
Bagaimana
kita bisa mengambil nikmat dari kemangi tersebut ? secara umum kita
sudah gunakan dalam bentuk masakan sehari-hari, dari pepes sampai
lalapan. Tetapi karena kemangi ini yang menonjol sebenarnya bukan pada
rasa, melainkan pada aroma – maka tantangannya adalah bagaimana
mengambil manfaat maksimal dari aroma kemangi ini untuk wewangian
ataupun untuk kesehatan – selain juga untuk aroma makanan.
Maka
penyulingan atau destilasi minyak kemangi bisa menjadi sangat menarik,
dan bisa menjadi potensi besar minyak atsiri khas kita – yang
inspirasinya dari Al-Qur’an – pasti manfaatnya jauh lebih banyak dari
minyak atsiri pada umumnya. Bagi yang ingin mendalami ini, insyaAllah
kami bisa bantu dari sisi teknologi dan kemungkinan pengembangan
pasarnya.
Bayangkan
dengan memikirkan satu nikmat Allah yang ada di sekitar kita saja, kini
timbul berbagai peluang baru bagi yang ingin mendalami dan
meng-eksplorasinya. Dan ketika ngaji Surat Ar-Rahman kita berlanjut ke
ayat-ayat berikutnya, Allah masih akan bertanya 30-an nikmat yang lain.
InsyaAllah kita eksplorasi satu per satu pada waktunya.InsyaAllah.
Oleh : Muhaimin Iqbal
No comments:
Post a Comment